Kata ILAH
- Terdiri atas tiga hurup: alif, laam, dan haa
- Kalau merujuk ke kamus besar bahasa Arab maka ALIHA itu memiliki beberapa arti
- Tenang/tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
- Memohon perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
- Yang dituju karena rindunya (اِشْتَاقَ إِلَيْهِ)
- Paling dicintai/dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
- Mengabdi (عَبَدَهُ)
Tenang/Tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
- Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman kecuali Allah”
- Seorang Muslim harus yakin bahwa tidak ada yang dapat menenangkan dan menentramkan kecuali menjalin hubungan dengan Allah
- 13:28 أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram)
- 10:7 ridho dan merasa tenang dengan kehidupan dunia (وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا)
- Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan perlindungan kecuali Allah”
- 72:6 minta perlindungan kepada jin, didapati adalah bencana dan dosa
- Hadits: meski semua makhluk melindungi seseorang tapi Allah hendak menimpakan bencana, maka akan tertimpa bencana. Begitu pula sebaliknya
- Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dituju karena rindunya kecuali Allah”
- اللهُ غَايَتُنَا Allah tujuan kami
- 51:50-51 larilah kamu menuju Allah
- Kalau lari, tabiatnya muka ke depan dan tidak berpaling ke kiri dan ke kanan
- Jangan terbuai dengan dunia dan orang lain
- 18:28 وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ (janganlah kedua matamu berpaling dari mereka)
- Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dicintai atau dirindukan kecuali Allah”
- Boleh kita cinta anak, harta, dan yang lainnya, tapi yang paling dcintai haruslah Allah
- 2:165 kecintaan seorang mu’min kepada Allah harus sangat cinta, bukan sama cintanya dengan kepada selainNya
- Kenapa cintai tertinggi harus kepada Allah?
- Karena tabiat cinta itu menuntut pengorbanan
- Menuruti tuntutan anak, istri, dan lainnya tidak boleh bertentangan dengan Allah
- Ini arti ilah yang merangkum semua arti ilah di atas
- Karena mengabdi berarti
- Merasa tenang
- Minta perlindungan
- Menuju karena rindunya
- Mencintai
- Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang berhak diabdi kecuali Allah”
Tuntutan Pengabdian
- Pengabdian itu tercapai kalau dilakukan dengan
- Sempurna dalam mencintai (كَمَالُ الْمَحَبَّةِ)
- Merasa asyik bersamanya
- Berlama-lama bersamanya
- Sempurna dalam menghinakan diri (كَمَالُ التَّذَلُّلِ)
- Kerendahan yang paling rendah adalah saat sujud
- Sempurna dalam ketundukan (َمَالُ الْخُضُوْعِ)
- Terhadap semua aturan yang telah ditetapkan
- Tanpa reserve
- Apakah kita ketika beribadah merasa seperti ini?
- Sempurna dalam mencintai (كَمَالُ الْمَحَبَّةِ)
- Dari keterangan arti ilah secara bahasa, maka ilah itu bisa apa saja à ilah itu X
- X jadi ilah kalau
- Diharapkan (اَلْمَرْغُوْبُ) karunia dan pahalanya atas segala jerih payahnya
- Ditakuti (اَلْمَرْهُوْبُ) siksanya (intimidasi, teror, ancaman); X biasanya punya fasilitas dunia
- Diikuti (اَلْمَتْبُوْعُ) perintah dan larangannya yang bertentangan dengan Allah (42:21 à X buat syariat lalu diikuti, X = ilah)
- Dicintai (اَلْمَحْبُوْبُ) sama atau lebih tinggi dari pada cintanya kepada Allah
- Kalau sudah demikian maka X jadi yang disembah/diabdi (اَلْمَعْبُوْدُ)
- هُوَ الَّذِي يَأْلَهَهُ الْقَلْبُ بِكُلِّ الْحُبِّ وَالتَّعْظِيْمِ وَالتَّجْلِيْلِ وَالتَّكْرِيْمِ وَالرَّجَاءِ وَالخَوْفِ وَنَحْوَ ذَلِكَ
- Segala yang digandrungi hati dengan segenap kecintaan, pengagungan, penghormatan, pemuliaan, harap, cemas, dan sederajat dengan itu
- Pengabdian hanyalah kepada Allah saja karena
- Allah Pemilik otoritas
- Allah Pemilik ketaatan
- Allah Pemilik kedaulatan
- Hak memerintah dan memimpin ada di Tangan Allah, bukan yang lain
- 7:54 أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah
- 7:196 إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.
- Kalau ada manusia yang mengaku punya otoritas à merebut hak Allah = syirik
- Ketaatan yang utama adalah taat kepada Allah (4:59)
- Ketaatan kepada Rasul karena Rasul tidak pernah ma’siyat kepada Allah, sehingga nilai ketaatannya sama (4:80)
- Ketaatan kepada ulil amri punya syarat, ulil amri itu taat kepada Allah
Tidak ada ketaatan dalam ma’siyat, ketaatan itu hanya pada masalah ma’ruf (Muttafaq alaih)
Allah Pemilik Kedaulatan (صَاحِبُ الْحَاكِمِيَّةِ)
- Kedaulatan ada di tangan Allah (6:57, 12:40,67)
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
- Kedaulatan rakyat bermakna
- Bagaimana umat Islam sebagai mayoritas mendapatkan aspirasi-aspirasi yang Islami
- Memastikan bahwa negara ini adalah negara hukum, sehingga hak-hak terlindungi sesuai tujuan-tujuan syari’at (مَقَاصِدُ الشَّرِيْعَةِ)
- Yang kita berikan cinta yang sempurna, penghinaan diri yang sempurna, ketundukan yang sempurna hanyalah Allah
- Yang memiliki otoritas, ketaatan, dan kedaulatan hanyalah Allah saja
- 20:14 Aku Allah maka sembahlah Aku (إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي )
اَلْوَلاَءُ وَالْبَرَاءُ
Loyalitas dan Pemutusan Hubungan
- Kalimat لاإله إلاالله memiliki susunan yang unik
- Jadi yang dikehendaki adalah “peniadaan semuanya (ilah) dan pengokohan satu saja (Allah)
- Tidak kenal kompromi
- Harus dihilangkan sebersih-bersihnya
Menanam Tanaman
- Ada empat kemungkinan
| NO | Awal | Akhir | Hasil |
| 1 | Babat | Tanam | Subur/baik |
| 2 | Babat | Tidak tanam | Tanaman asal |
| 3 | Tidak babat | Tanam | Kerdil (mati) |
| 4 | Tidak babat | Tidak tanam | Liar |
No. 1
- Itulah gambaran kalimat لاإله إلاالله
- Hasilnya adalah keimanan yang kokoh
- لاإله tanpa إلاالله
- Menolak kebatilan tanpa mau menerima kebenaran
- Hasilnya kebatilan lagi
- Mungkin hanya rupanya yang berbeda, tapi tetap kebatilan (kebatilan baru)
- Contoh: menolak kapitalisme tapi tidak mau menerima Islam, hasilnya sosialisme/komunisme
- إلاالله tanpa لاإله
- Mengakui kebenaran tapi tidak mau menolak kebatilan
- Hasilnya: mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan (2:42)
No. 4
- Semua dibabat dan tidak mengakui kebenaran, berarti ATEIS
- Ateis adalah paham yang buruk karena tidak mengakui adanya tuhan
Pohon yang Baik (14:24-25)
- Kalimat لاإله إلاالله adalah kalimat yang baik (كَلِمَةً طَيِّبَةً )
- Perumpamaannya seperti pohon yang baik (كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ )
- Apa ciri-ciri pohon yang baik?
- Ini syarat sebuah pohon bisa hidup dengan baik
- Akar adalah tempat menyerap makanan
- Akar juga untuk mengikat pohon dengan tanah sehingga tidak roboh
- Akar yang kokoh mampu menahan angin yang kencang
- Iman yang kuat: akar imannya menghunjam ke dalam hati
- Akan kokoh dan teguh dalam menghadapi tantangan dan ujian
- Karena akarnya kokoh, maka mampu menopang cabang-cabang yang menjulang tinggi ke langit
- Ketinggian atau lebarnya cabang-cabang menunjukkan akarnya juga seperti itu
- Ini adalah pohon yang rindang menyejukkan bagi siapa saja yang bernaung di bawahnya
- Daunnya juga lebat: daun adalah dapurnya pohon
- Iman yang seperti itu menyenangkan siapa saja yang bernaung di bawahnya dan memancarkan sinarnya yang menyejukkan
- Kokoh, tinggi dan rindang takkan berarti apa-apa kalau tidak berbuah
- Karena buah itulah yang ditunggu orang yang menanamnya
- Iman yang seperti ini menghasilkan amal shalih yang terus-menerus tidak mengenal musim
- Tidak seperti kebanyakan muslimin yang beramal banyak kalau Ramadhan saja (katanya Ramadhan musim taat)
Kalimat yang Buruk (14:26)
- Selain لاإله إلاالله adalah kalimat yang buruk (كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ )
- Mereka seperti pohon yang buruk (كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ)
- Cirinya tidak perlu banyak, cukup satu saja: akarnya tercerabut dari bumi (اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ)
- Tidak akan kokoh (مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ)
- Tidak akan menjulang ke langit dahannya
- Tidak akan berbuah
- Contoh: tauge
Rincian Kalimat لاإله إلاالله
- Kalimat لاإله إلاالله terdiri atas empat kata
- لا
- إله
- إلا
- الله
- Masing-masing memiliki fungsi
- لا fungsinya adalah meniadakan (اَلنَّفْيُ)
- Atau makna yang sejenis: menghancurkan, meruntuhkan, membabat, menghilangkan
- إله fungsinya sebagai yang ditiadakan (اَلْمَنْفِيُّ)
- Pembahasannya sudah diuraikan di A03 Ma’nal Ilah
- Keduanya mengandung maksud bahwa kita harus berlepas diri dari semua ilah atau disebut dengan اَلْبَرَاءُ
- Ada empat makna yang dimaksud oleh kata al-bara’
- Mengingkari atau menolak (اَلْكُفْرُ)
- Memusuhi (اَلْعَدَاوَةُ)
- Membenci (اَلْبُغْضُ)
- Memutuskan atau mengisolir (اَلْمُفَاصَلَةُ)
- Jadi memutuskan hubungan dengan semua ilah disertai pengingkaran, permusuhan dan kebencian
- Putus hubungan tanpa menolak, memusuhi dan membencinya à masih mungkin balik lagi
60:4
إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Setia (اَلْوَلاَءُ)
- إِلاَّ fungsi sebagai pengecualian (الإِسْتِثْنَاءُ) tapi karena ada لا (meniadakan) maka fungsinya sebagai اَلإِثْبَاتُ (mengokohkan)
- اَلله adalah Dzat yang dikokohkan (اَلْمُثْبَتُ)
- Keduanya mengandungkan maksud agar kita memberikan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata (اَلْوَلاَءُ)
- Seperti al-Bara, maka al-Wala juga mengandung empat unsur
- Mematuhi (اَلطَّاعَةُ)
- Mencintai (اَلْمَحَبَّةُ)
- Menolong (اَلنَّصْرةُ)
- Dekat (اَلْقُرْبُ)
- Setia dan loyal kepada Allah disertai ketaatan, cinta, pertolongan dan kedekatan kepadaNya
- Kalau kita memusuhi dan membencinya, maka pasti kita tidak ingin lagi ia wujud
- Maka akan menghancurkannya, dengan penghancuran total, sampai ke akar-akarnya!
- Kita lucuti hak-hak Allah dari perampas-perampasnya, yakni para tiran
- Kalau kita mencintaiNya, mentaatiNya, menolongNya dan selalu ingin dekat denganNya, maka tentu kita akan terus membina kesucianNya
- Siapa pun yang hendak menggangguNya, maka kita siap maju pantang mundur membelaNya
- Kita siap menjadi tentaraNya
IKHLAS
- Ikhlas tercapai manakala semua ilah lain selain Allah dihancurkan, hanya Allah saja yang dikokohkan
- Seorang yang baik لاإله إلاالله –nya, maka pasti akan menjadi MUKHLIS
- Ini juga berarti hanya orang ikhlas sajalah yang bisa membangun, sementara yang lainnya pasti melakukan kerusakan (2:11-12)
- Imam Syahid Hasan al-Banna mengartikan ikhlas dengan menjadi tentara fikrah dan akidah (جُنْدِي فِكْرَة وَعَقِيْدَة )
- Setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan
- Dalam melaksanakan Wala dan Bara harus sesuai dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW
- Ini adalah konsekuensi dari kalimat syahadat yang kedua مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
- Hal ini penting agar kita tidak terjebak pada pelaksanaan yang ekstrem, berada di luar yang telah dicontohkan Rasul SAW
- إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
- Kata إِنَّمَا berfungsi sebagai alat untuk membatasi (أَدَاةُ الْحَصْرِ) à hanya tiga pihak yang disebut itu saja yang boleh diberikan wala, di luar itu tidak boleh
- Tiga pihak itu adalah ALLAH, RASUL, dan ORANG-ORANG BERIMAN
- Hanya kepada tiga pihak itu saja kaitan masalah kepemimpinan, perlindungan, dan pertolongan
- Orang-orang beriman yang bisa berikan kepadanya wala kita memiliki syarat-syarat:
- Mendirikan shalat
- Menunaikan zakat
- Tunduk (kepada Allah)
Minhaj Wala dan Bara (مِنْهَاجُ الْوَلاَءِ وَالْبَرَاءِ)
- Allah SWT sebagai sumber wala (مَصْدَرًا)
- Rasul SAW sebagai contoh tatacara pelaksanaan wala (كَيْفِيَّةً)
- Orang-orang beriman (yang memenuhi syarat) sebagai pelaksana wala (تَنْفِيْذًا)
- Dari minhaj wala dan bara itu kita rumuskan tatacara pelaksanaan penghancuran dan pengokohan
- Sirah Nabawiyah memberikan penjelasan yang rinci tentang masalah ini
- Bolehkah minta perlindungan kepada orang kafir?
- Rasul SAW minta perlindungan kepada Al-Muth’im bin Adi ketika masuk Mekkah setelah dari Thaif. Perlindungan ini tanpa syarat apapun
- Bolehkah menjadi orang kafir sebagai pembantu dakwah?
- Rasul SAW menjadikan Abdullah bin Uraiqizh sebagai penunjuk jalan saat hijrah
- Bolehkah melakukan perjanjian dengan orang-orang kafir, dan apa syaratnya?
- Piagam Madinah, Perjanjian Hudhaibiyah
- Syaratnya posisi Islam kuat, sehingga perjanjian tidak mudah dikhianati
Keharusan Ittiba’ (Ikut Sunnah)
- Konsekuensi dari syahadat kedua adalah kewajiban akan ittiba’ kepada Rasul SAW
- Fudhail bin ‘Iyadh menafsirkan ahsanu ‘amala (67:2) sebagai
- Yang paling ikhlas (أخْلَصُهُ)
- Yang paling sesuai dengan sunnah (أَصْوَبُهُ)
- Inilah inti kalimat syahadatain
