Rabu, 12 November 2014

Kandungan Kata “Ilah”



Kata ILAH
  • Terdiri atas tiga hurup: alif, laam, dan haa
  • Kalau merujuk ke kamus besar bahasa Arab maka ALIHA itu memiliki beberapa arti
    • Tenang/tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
    • Memohon perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
    • Yang dituju karena rindunya (اِشْتَاقَ إِلَيْهِ)
    • Paling dicintai/dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
    • Mengabdi (عَبَدَهُ)
Berikut uraiannya satu persatu:
Tenang/Tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
  • Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman kecuali Allah”
  • Seorang Muslim harus yakin bahwa tidak ada yang dapat menenangkan dan menentramkan kecuali menjalin hubungan dengan Allah
  • 13:28 أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram)
  • 10:7 ridho dan merasa tenang dengan kehidupan dunia (وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا)
 Memohon Perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
  • Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan perlindungan kecuali Allah”
  • 72:6 minta perlindungan kepada jin, didapati adalah bencana dan dosa
  • Hadits: meski semua makhluk melindungi seseorang tapi Allah hendak menimpakan bencana, maka akan tertimpa bencana. Begitu pula sebaliknya
 Yang Dituju Karena Rindunya (اِشْتَاقَ إِلَيْهِ)
  • Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dituju karena rindunya kecuali Allah”
  • اللهُ غَايَتُنَا Allah tujuan kami
  • 51:50-51 larilah kamu menuju Allah
    • Kalau lari, tabiatnya muka ke depan dan tidak berpaling ke kiri dan ke kanan
    • Jangan terbuai dengan dunia dan orang lain
  • 18:28 وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ (janganlah kedua matamu berpaling dari mereka)
 Paling Dicintai/Dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
  • Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dicintai atau dirindukan kecuali Allah”
  • Boleh kita cinta anak, harta, dan yang lainnya, tapi yang paling dcintai haruslah Allah
  • 2:165 kecintaan seorang mu’min kepada Allah harus sangat cinta, bukan sama cintanya dengan kepada selainNya
  • Kenapa cintai tertinggi harus kepada Allah?
    • Karena tabiat cinta itu menuntut pengorbanan
    • Menuruti tuntutan anak, istri, dan lainnya tidak boleh bertentangan dengan Allah
 Mengabdi (عَبَدَهُ)
  • Ini arti ilah yang merangkum semua arti ilah di atas
  • Karena mengabdi berarti
    • Merasa tenang
    • Minta perlindungan
    • Menuju karena rindunya
    • Mencintai
  • Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang berhak diabdi kecuali Allah”

Tuntutan Pengabdian
  • Pengabdian itu tercapai kalau dilakukan dengan
    • Sempurna dalam mencintai (كَمَالُ الْمَحَبَّةِ)
      • Merasa asyik bersamanya
      • Berlama-lama bersamanya
    • Sempurna dalam menghinakan diri (كَمَالُ التَّذَلُّلِ)
      • Kerendahan yang paling rendah adalah saat sujud
    • Sempurna dalam ketundukan (َمَالُ الْخُضُوْعِ)
      • Terhadap semua aturan yang telah ditetapkan
      • Tanpa reserve
      • Apakah kita ketika beribadah merasa seperti ini?
Ilah itu X
  • Dari keterangan arti ilah secara bahasa, maka ilah itu bisa apa saja à ilah itu X
  • X jadi ilah kalau
    • Diharapkan (اَلْمَرْغُوْبُ) karunia dan pahalanya atas segala jerih payahnya
    • Ditakuti (اَلْمَرْهُوْبُ) siksanya (intimidasi, teror, ancaman); X biasanya punya fasilitas dunia
    • Diikuti (اَلْمَتْبُوْعُ) perintah dan larangannya yang bertentangan dengan Allah (42:21 à X buat syariat lalu diikuti, X = ilah)
    • Dicintai (اَلْمَحْبُوْبُ) sama atau lebih tinggi dari pada cintanya kepada Allah
  • Kalau sudah demikian maka X jadi yang disembah/diabdi (اَلْمَعْبُوْدُ)
 ILAH (Ibnu Taimiyah)
  • هُوَ الَّذِي يَأْلَهَهُ الْقَلْبُ بِكُلِّ الْحُبِّ وَالتَّعْظِيْمِ وَالتَّجْلِيْلِ وَالتَّكْرِيْمِ وَالرَّجَاءِ وَالخَوْفِ وَنَحْوَ ذَلِكَ
  • Segala yang digandrungi hati dengan segenap kecintaan, pengagungan, penghormatan, pemuliaan, harap, cemas, dan sederajat dengan itu
 Pengabdian Kepada Allah
  • Pengabdian hanyalah kepada Allah saja karena
    • Allah Pemilik otoritas
    • Allah Pemilik ketaatan
    • Allah Pemilik kedaulatan
 Allah Pemilik Otoritas (صَاحِبُ الْوِلاَيَةِ)
  • Hak memerintah dan memimpin ada di Tangan Allah, bukan yang lain
  • 7:54 أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah
  • 7:196 إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.
  • Kalau ada manusia yang mengaku punya otoritas à merebut hak Allah = syirik
 Allah Pemilik Ketaatan (صَاحِبُ الطَّاعَةِ)
  • Ketaatan yang utama adalah taat kepada Allah (4:59)
  • Ketaatan kepada Rasul karena Rasul tidak pernah ma’siyat kepada Allah, sehingga nilai ketaatannya sama (4:80)
  • Ketaatan kepada ulil amri punya syarat, ulil amri itu taat kepada Allah
لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
Tidak ada ketaatan dalam ma’siyat, ketaatan itu hanya pada masalah ma’ruf (Muttafaq alaih)
 Allah Pemilik Kedaulatan (صَاحِبُ الْحَاكِمِيَّةِ)
  • Kedaulatan ada di tangan Allah (6:57, 12:40,67)
إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
  • Kedaulatan rakyat bermakna
    • Bagaimana umat Islam sebagai mayoritas mendapatkan aspirasi-aspirasi yang Islami
    • Memastikan bahwa negara ini adalah negara hukum, sehingga hak-hak terlindungi sesuai tujuan-tujuan syari’at (مَقَاصِدُ الشَّرِيْعَةِ)
 Ilah Satu-satunya Allah SWT
  • Yang kita berikan cinta yang sempurna, penghinaan diri yang sempurna, ketundukan yang sempurna hanyalah Allah
  • Yang memiliki otoritas, ketaatan, dan kedaulatan hanyalah Allah saja
  • 20:14 Aku Allah maka sembahlah Aku (إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي )


اَلْوَلاَءُ وَالْبَرَاءُ
Loyalitas dan Pemutusan Hubungan
Susunan Unik لاإله إلاالله
  • Kalimat لاإله إلاالله memiliki susunan yang unik
لا ……. إلا ……..
  • Jadi yang dikehendaki adalah “peniadaan semuanya (ilah) dan pengokohan satu saja (Allah)
    • Tidak kenal kompromi
    • Harus dihilangkan sebersih-bersihnya

Menanam Tanaman
  • Ada empat kemungkinan
NO Awal Akhir Hasil
1 Babat Tanam Subur/baik
2 Babat Tidak tanam Tanaman asal
3 Tidak babat Tanam Kerdil (mati)
4 Tidak babat Tidak tanam Liar

No. 1
  • Itulah gambaran kalimat لاإله إلاالله
  • Hasilnya adalah keimanan yang kokoh
No. 2
  • لاإله tanpa إلاالله
  • Menolak kebatilan tanpa mau menerima kebenaran
  • Hasilnya kebatilan lagi
  • Mungkin hanya rupanya yang berbeda, tapi tetap kebatilan (kebatilan baru)
  • Contoh: menolak kapitalisme tapi tidak mau menerima Islam, hasilnya sosialisme/komunisme
No. 3
  • إلاالله tanpa لاإله
  • Mengakui kebenaran tapi tidak mau menolak kebatilan
  • Hasilnya: mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan (2:42)
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
No. 4
  • Semua dibabat dan tidak mengakui kebenaran, berarti ATEIS
  • Ateis adalah paham yang buruk karena tidak mengakui adanya tuhan

Pohon yang Baik (14:24-25)
  • Kalimat لاإله إلاالله adalah kalimat yang baik (كَلِمَةً طَيِّبَةً )
  • Perumpamaannya seperti pohon yang baik (كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ )
  • Apa ciri-ciri pohon yang baik?
 Akarnya Kokoh (أَصْلُهَا ثَابِتٌ)
  • Ini syarat sebuah pohon bisa hidup dengan baik
  • Akar adalah tempat menyerap makanan
  • Akar juga untuk mengikat pohon dengan tanah sehingga tidak roboh
  • Akar yang kokoh mampu menahan angin yang kencang
  • Iman yang kuat: akar imannya menghunjam ke dalam hati
    • Akan kokoh dan teguh dalam menghadapi tantangan dan ujian
 Cabangnya (Menjulang) Ke Langit (فَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ)
  • Karena akarnya kokoh, maka mampu menopang cabang-cabang yang menjulang tinggi ke langit
  • Ketinggian atau lebarnya cabang-cabang menunjukkan akarnya juga seperti itu
  • Ini adalah pohon yang rindang menyejukkan bagi siapa saja yang bernaung di bawahnya
  • Daunnya juga lebat: daun adalah dapurnya pohon
  • Iman yang seperti itu menyenangkan siapa saja yang bernaung di bawahnya dan memancarkan sinarnya yang menyejukkan
 Produktivitas Tinggi (تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا )
  • Kokoh, tinggi dan rindang takkan berarti apa-apa kalau tidak berbuah
  • Karena buah itulah yang ditunggu orang yang menanamnya
  • Iman yang seperti ini menghasilkan amal shalih yang terus-menerus tidak mengenal musim
  • Tidak seperti kebanyakan muslimin yang beramal banyak kalau Ramadhan saja (katanya Ramadhan musim taat)

Kalimat yang Buruk (14:26)
  • Selain لاإله إلاالله adalah kalimat yang buruk (كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ )
  • Mereka seperti pohon yang buruk (كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ)
  • Cirinya tidak perlu banyak, cukup satu saja: akarnya tercerabut dari bumi (اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ)
    • Tidak akan kokoh (مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ)
    • Tidak akan menjulang ke langit dahannya
    • Tidak akan berbuah
  • Contoh: tauge

Rincian Kalimat لاإله إلاالله
  • Kalimat لاإله إلاالله terdiri atas empat kata
    1. لا
    2. إله
    3. إلا
    4. الله
  • Masing-masing memiliki fungsi
Berlepas Diri (اَلْبَرَاءُ)
  • لا fungsinya adalah meniadakan (اَلنَّفْيُ)
    • Atau makna yang sejenis: menghancurkan, meruntuhkan, membabat, menghilangkan
  • إله fungsinya sebagai yang ditiadakan (اَلْمَنْفِيُّ)
    • Pembahasannya sudah diuraikan di A03 Ma’nal Ilah
  • Keduanya mengandung maksud bahwa kita harus berlepas diri dari semua ilah atau disebut dengan اَلْبَرَاءُ
Maksud اَلْبَرَاءُ
  • Ada empat makna yang dimaksud oleh kata al-bara’
    • Mengingkari atau menolak (اَلْكُفْرُ)
    • Memusuhi (اَلْعَدَاوَةُ)
    • Membenci (اَلْبُغْضُ)
    • Memutuskan atau mengisolir (اَلْمُفَاصَلَةُ)
  • Jadi memutuskan hubungan dengan semua ilah disertai pengingkaran, permusuhan dan kebencian
  • Putus hubungan tanpa menolak, memusuhi dan membencinya à masih mungkin balik lagi

60:4
إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Setia (اَلْوَلاَءُ)
  • إِلاَّ fungsi sebagai pengecualian (الإِسْتِثْنَاءُ) tapi karena ada لا (meniadakan) maka fungsinya sebagai اَلإِثْبَاتُ (mengokohkan)
  • اَلله adalah Dzat yang dikokohkan (اَلْمُثْبَتُ)
  • Keduanya mengandungkan maksud agar kita memberikan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata (اَلْوَلاَءُ)
 Maksud اَلْوَلاَءُ
  • Seperti al-Bara, maka al-Wala juga mengandung empat unsur
    • Mematuhi (اَلطَّاعَةُ)
    • Mencintai (اَلْمَحَبَّةُ)
    • Menolong (اَلنَّصْرةُ)
    • Dekat (اَلْقُرْبُ)
  • Setia dan loyal kepada Allah disertai ketaatan, cinta, pertolongan dan kedekatan kepadaNya
 Menghancurkan (اَلْهَدْمُ)
  • Kalau kita memusuhi dan membencinya, maka pasti kita tidak ingin lagi ia wujud
  • Maka akan menghancurkannya, dengan penghancuran total, sampai ke akar-akarnya!
  • Kita lucuti hak-hak Allah dari perampas-perampasnya, yakni para tiran
 Membina (اَلْبِنَاءُ)
  • Kalau kita mencintaiNya, mentaatiNya, menolongNya dan selalu ingin dekat denganNya, maka tentu kita akan terus membina kesucianNya
  • Siapa pun yang hendak menggangguNya, maka kita siap maju pantang mundur membelaNya
  • Kita siap menjadi tentaraNya

IKHLAS
  • Ikhlas tercapai manakala semua ilah lain selain Allah dihancurkan, hanya Allah saja yang dikokohkan
  • Seorang yang baik لاإله إلاالله –nya, maka pasti akan menjadi MUKHLIS
  • Ini juga berarti hanya orang ikhlas sajalah yang bisa membangun, sementara yang lainnya pasti melakukan kerusakan (2:11-12)
 Tentara Fikrah dan Akidah
  • Imam Syahid Hasan al-Banna mengartikan ikhlas dengan menjadi tentara fikrah dan akidah (جُنْدِي فِكْرَة وَعَقِيْدَة )
  • Setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan
Wala (setia)  dan Bara Harus Nyunnah
  • Dalam melaksanakan Wala dan Bara harus sesuai dengan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW
  • Ini adalah konsekuensi dari kalimat syahadat yang kedua مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
  • Hal ini penting agar kita tidak terjebak pada pelaksanaan yang ekstrem, berada di luar yang telah dicontohkan Rasul SAW
 Wala Kepada Tiga Pihak (5:55)
  • إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
  • Kata إِنَّمَا berfungsi sebagai alat untuk membatasi (أَدَاةُ الْحَصْرِ) à hanya tiga pihak yang disebut itu saja yang boleh diberikan wala, di luar itu tidak boleh
  • Tiga pihak itu adalah ALLAH, RASUL, dan ORANG-ORANG BERIMAN
  • Hanya kepada tiga pihak itu saja kaitan masalah kepemimpinan, perlindungan, dan pertolongan
 Syarat Orang Beriman Jadi Wali
  • Orang-orang beriman yang bisa berikan kepadanya wala kita memiliki syarat-syarat:
    • Mendirikan shalat
    • Menunaikan zakat
    • Tunduk (kepada Allah)
Kalau tidak memenuhi persyaratan tersebut, tidak berhak mendapatkan wala (apalagi kalau dia itu kafir, tentu jelas tidak boleh

Minhaj Wala dan Bara (مِنْهَاجُ الْوَلاَءِ وَالْبَرَاءِ)
  • Allah SWT sebagai sumber wala (مَصْدَرًا)
  • Rasul SAW sebagai contoh tatacara pelaksanaan wala (كَيْفِيَّةً)
  • Orang-orang beriman (yang memenuhi syarat) sebagai pelaksana wala (تَنْفِيْذًا)
 Tatacara Penghancuran dan Pengokohan (كَيْفِيَّةُ الْهَدْمِ وَالْبِنَاءِ)
  • Dari minhaj wala dan bara itu kita rumuskan tatacara pelaksanaan penghancuran dan pengokohan
  • Sirah Nabawiyah memberikan penjelasan yang rinci tentang masalah ini
Persoalan
  • Bolehkah minta perlindungan kepada orang kafir?
    • Rasul SAW minta perlindungan kepada Al-Muth’im bin Adi ketika masuk Mekkah setelah dari Thaif. Perlindungan ini tanpa syarat apapun
  • Bolehkah menjadi orang kafir sebagai pembantu dakwah?
    • Rasul SAW menjadikan Abdullah bin Uraiqizh sebagai penunjuk jalan saat hijrah
  • Bolehkah melakukan perjanjian dengan orang-orang kafir, dan apa syaratnya?
    • Piagam Madinah, Perjanjian Hudhaibiyah
    • Syaratnya posisi Islam kuat, sehingga perjanjian tidak mudah dikhianati

Keharusan Ittiba’ (Ikut Sunnah)
  • Konsekuensi dari syahadat kedua adalah kewajiban akan ittiba’ kepada Rasul SAW
  • Fudhail bin ‘Iyadh menafsirkan ahsanu ‘amala (67:2) sebagai
    • Yang paling ikhlas (أخْلَصُهُ)
    • Yang paling sesuai dengan sunnah (أَصْوَبُهُ)
  • Inilah inti kalimat syahadatain
Categories: