Sabtu, 15 November 2014

Ilmu Allah

Allah SWT telah menciptakan alam ini dengan system yang menyeluruh. Satu sama lain saling berkaitan dan masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda. Allah yang menciptakan alam ini, sehingga Maha Mengetahui segala sesuatu dari yang paling kecil hingga yang amat sangat besar. Karena itu Allah menjadi sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Allah sebagai Al ‘Aliim terhadap sumua jenis ilmu, tidak hanya tentang ilmu agama melainkan semua ilmu yang ada dimuka bumi baik yang ghoib maupun yang nyata, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al Hasyr ayat 22:  “Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. “
 
Ada dua jalan yang Allah tunjukkan untuk mengenal ilmu Allah dimana Allah memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia melalui Wahyu (jalan formal) dan melalui Ilham (jalan non formal).  Secara formal, Allah menurunkan wahyu melalui Rasul sebagai ayat-ayat qauliyah. Ayat-ayat ini merupakan kebenaran yang mutlak dari Allah yang menjadi panduan dan manhaj untuk manusia. Nilai ilmu yang didapatkan melalui jalan formal ini adalah mutlak sifatnya dan tidak pernah berubah dari awal diturunkannya ayat Al- Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW hingga hari kiamat. Semenjak  Nabi SAW, nilai yang dianut tidak berbeda dengan yang dianut oleh masyarakat saat ini misalnya tata cara shalat, puasa, dan haji walaupun zaman sudah berubah. Oleh karena itu nilai ayat qauliyah yang ada dalam Al-Qur’an begitu banyak mengandung ilmu Allah yang dijadikan petunjuk dan pedoman bagi kehidupan umat manusia.  “Kitab (Al-Qur”an ) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”, (Q.S. 2; 2).
Pedoman hidup manusia tidak berasal dari cara berfikir  manusia tetapi berasal dari Allah yang menciptakan manusia.  Hal ini berbeda  dengan ilmu yang berkaitan tentang sarana kehidupan yang setiap saat bisa berubah.
Secara non formal, ilmu Allah dapat diterima dan diserap oleh manusia melalui tafakkur, tadabur dan penelitian terhadap alam. Ilmu yang diperoleh menusia lewat jalur ini dipergunakan manusia sebagai wasaa’il al- hayaah / sarana untuk mempermudah kehidupan mereka. Ilmu ini merupakan rangkaian dari pengalaman-pengalaman yang diperoreh manusia.  Sarana hidup perlu dikembangkan sesuai dengan keperluan manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Walaupun proses  berkembangnya dari pengalaman dan penelitian, tetapi obyek kajian tersebut adalah ciptaan Allah yang didalamnya telah ditetapkan Sunatullah kauniyah yang bersifat tetap dan sesuai dengan hukum alam yang Allah tetapkan.Ilmu yang dikembangkan manusia telah terdapat dalam alam semesta tersebut.  Hakekat dari ilmu pengetahuan untuk keperluan sarana hidup ini bisa berubah setiap waktu.  Ketika dimasa Nabi SAW. Berperang dengan panah dan berkendaraan dengan unta, tetapi saat ini telah berubah dimana berperangnya  dengan senjata canggih dan kendaraan yang modern.
Al-Quran merupakan kalamullah dan membacanya merupakan ibadah. Betul, bagi seorang Muslim, sekadar membacanya saja berpahala (Lihat: QS al-Fathir [35]: 29), bahkan pahala itu diberikan atas setiap huruf al-Quran yang dibaca. Akan tetapi, yang dituntut oleh Islam selanjutnya adalah penerapan atas apa yang dibaca. Sebab, al-Quran bukan sekedar bacaan dan kumpulan pengetahuan semata, tetapi petunjuk hidup bagi manusia. Al-Quran tidak hanya sekadar dibaca dan dihapalkan saja, melainkan juga harus dipahami dan diamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sering kita mendengar pernyataan bahwa al-Quran adalah pedoman hidup. Tetapi nyatanya al-Quran tidak dijadikan sebagai sumber hukum untuk mengatur kehidupan. Al-Quran hanya diambil aspek moralnya saja sementara ketentuan dan hukum-hukumnya justru ditinggalkan.
Categories: